Langsung ke konten utama

Tanda Baca ”Aneh-aneh”

#NulisRandom2017 #NulisBuku

Pertama kali nulis fiksi, aku belum ngerti-ngerti amat sama tata bahasa. Setelah titik, atau koma, aku langsung ngelanjutin kata berikutnya. Jadi nyambung-nyambung gitu. Kata depan di- pun masih banyak yang kugabung-gabung sembarangan, termasuk bingung mana yang bener antara ”dimana” sama ”di mana”. Makin lama, aku mulai niru tata bahasa di komik, terus di novel. Aku merhatiin banyak hal yang belum aku tahu, entah gimana termotivasi buat jadi bener, walau bahasanya tetep gaul gini. Wkwkwk.

taken from unsplash.com


Salah satu yang paling kentara tuh cara penerbit bikin tanda petik. Dari satu dan yang lain, kelihatannya sama aja. Tapi, buat novel-novel Gramedia Pustaka Utama, cirinya adalah tanda petik ngebuka ke kiri: ”............................”

Normalnya kan “..............................” yang buka-tutup gitu. Dan karena udah terbiasa merhatiin, aku jadi ngerti.

Plus, kalo ada tanda strip panjang, di akhir-akhir tetep pake yang hadep kiri: “Hei, aku—” Padahal, kalo ngetik tanda strip dua kali terus tekan Shift + ("), hasilnya malah yang hadap kanan kan: “Hei, aku—“

Terus, gimana caranya biar langsung ke kiri? Masa di-copas terus?

Setelah tanda dash, tekan Ctrl + ("), baru Shift + ("). Ntar hasilnya pasti kayak yang pertama. Jadi, setelah dash, petiknya nutup. Bukan malah ngebuka lagi.

Kalo posting cerita di situs tertentu biasanya otomatis berubah tegak sih ("), bukan yang melengkung-melengkung. Cuma, kalo mau kirim ke penerbit atau dicetak, jadinya kan nggak indah (menurutku sih). Masa setelah dash, masih kebuka lagi. Beda dong kalo yang nutup (”) di awal—bentuknya tetep indah. :3

Ada lagi contoh penulisan dash dan tanda petik yang menarik. Aku ambilin dari novel Dreams of Blood and Starlight-nya Laini Taylor sama Fallen-nya Lauren Kate ya. Dua-duanya diterjemahin Gramedia Pustaka Utama juga.

”Tempat aku tumbuh”—Cam diam sesaat—”tidak jauh berbeda dengan kehidupan gaya penjara di Sword & Cross ini. Kesimpulannya, aku kebal dengan lingkungan sekitarku.” —Lauren Kate, Fallen, hlm. 153

”Ya. Dan jika kau gagal merespons dan ekspresiku menjadi muram serta menyeramkan—” Mik mendemonstrasikan ekspresi muram dan menyeramkan ”—karena aku baru saja mengetahui tubuhmu diambli dengan paksa, namun begitu aku berbalik, aku kembali tenang. Aku berpura-pura terperdaya sementara diam-diam merencanakan cara untuk melarikan diri.” —Laini Taylor, Days of Blood and Starlight, hlm. 311

Coba perhatiin. Yang pertama, setelah tanda petik (”) langsung diikuti dash, baru dilanjutin dialog lagi. Dialog yang kedua itu ya pake Ctrl + (") sama Shift + ("), supaya tetep hadap ke kiri. Kalo mau pake model pertama, terus pengin tanda petiknya hadap kanan (“), tinggal pencet Shift + (").

Yang kedua, dash dulu, baru diikuti tanda petik (”). Setelah tanda petik, kasih spasi. Narasi tetep ada di antara dialog, yang beda cuman penempatan dash, tanda petik, dan spasi.

Ada lagi cara ruwet yang aku temuin. Biasanya, setelah tanda petik hadap kanan (“), dan tanda petik lagi, yang keluar pasti yang hadap kiri (“”). Caranya biar sama-sama hadap kanan terus, pencet Ctrl + (~). Tanda melengkung itu ada di bawah tombol Esc; ntar yang keluar pasti tanda petik hadap kanan juga: (““). Belum tahu juga sih fungsinya apa, tapi seneng aja bisa tahu. Hwhwhw.

:::

Awal-awal belajar nulis pake tata bahasa yang rapi, aku banyak baca novel yang aku tahu bahasa Indonesia-nya emang rapi. Nggak cuma baca, aku juga merhatiin gimana meletakkan tanda baca tertentu, bahkan sampe ngerti perbedaan tanda petik yang hadap kiri semua, kanan semua(?), dan kiri-kanan. Meski sepele, aku tetep suka mengaktifkan radar kalo soal beginian.

Awal-awal nulis dulu, aku juga masih culun. Tanda tebal, miring, sama garis bawah ya aku klik pake keyboard. Terus, kakak sepupuku ngajarin jalan pintasnya pake tombol Ctrl itu. Akhirnya aku utak-atik sendiri tiap kali ngetik, gimana caranya bikin dash yang hadap kanan/kiri, sampe bikin dash sendiri (habis ngetik kata, klik -- tanpa spasi, langsung lanjut kata berikutnya, spasi, udah jadi).

Rasa penasaran sih, menurutku nggak terlalu memengaruhi. Aku cuman bingung gimana ngabisin waktu yang menyenangkan di depan komputer; karena komputerku dulu yang Windows 97, game kartu-kartu pun nggak ada. Jadi aku mainannya Microsoft Word sama tombol keyboard. Satu yang sampe sekarang belum keturutan: ngetik pake semua jari. Belum belajar sih, dan belum ngerasa perlu juga. Makanya, pas ngetik ya pake jari yang biasa dipake, wkwkw.

Nah, semoga setelah baca sampe sini, kalian jadi tahu cara bikin tanda baca aneh-aneh(?) lewat keyboard ya. Semangat nulis! :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhiran "-in" dan "-kan"

Awal aku ngerti ada orang yang salah pake akhiran “-kan” di akhir kalimat tuh pas baca satu novel romance  empat tahun lalu. Di situ, “pelukan” ditulis “pelukkan”; padahal maksudnya menunjukkan kata benda, bukan kata perintah buat memeluk seseorang. Terus, “meletakkan”—yang K-nya dua —ditulis “meletakan”. Kesalahan itu berlanjut di sepanjang buku, dan bacanya nggak nyaman banget. Belakangan, aku juga nemu banyak kesalahan serupa di novel-novel yang udah terbit (baik yang beberapa tahun lalu, maupun yang baru-baru ini). Dan, seolah nggak mau kalah, media sosial pun jadi ladang kesalahan akhiran  “-kan”, juga “-in”, berkembang biak. Pembaca yang budiman, tolong dipahami, huruf K di akhiran “-kan” ditulis SATU kalo kata dasarnya berakhir dengan huruf K. Contoh: tunjuk jadi menunjukkan , renyuk jadi merenyukkan , letak jadi meletakkan , masuk jadi memasukkan . Dan lain-lain. Kalo kata dasarnya nggak berakhir dengan huruf K, ya udah, tinggal ditambahi akhiran “-kan”....

Teori Nge-Ship Tokoh Supernova

Beberapa hari (sekarang udah minggu?) setelah baca Inteligensi Embun Pagi, aku nggak bisa move on sama sekali. Banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan alhasil, teori-teori berjejalan di kepala. Mulai murni soal tiga entitas, sampe ngelibatin tokoh-tokoh yang ku-ship. Entri kali ini bakal memuat jauh lebih banyak spoiler ketimbang entri review biasanya. Jadi, buat yang udah tuntas baca IEP, silakan membaca. Yang betah intip-intip sampe ngerti ending-nya duluan, ya, silakan. Risiko ditanggung sendiri-sendiri. :") ••• Bodhi Liong & Ishtar Summer Semua orang tahu cerita Supernova bermula dari kejar-kejaran Anshargal sama Omega. Ishtar, alias Omega, bertahun-tahun nungguin Alfa dan berencana ngonversi kekasihnya jadi Sarvara. Intinya, Ishtar ini nggak bisa move on selama ratusan bahkan mungkin ribuan tahun cuma demi nungguin Alfa. Di IEP, adegan Ishtar berakhir dengan menghilangnya dia di deket portal. Nah, konsekuensi perbuatan Ishtar itu jelas ngegag...

Writing Prompt

#NulisRandom2017 #NulisBuku #Day1 Di hari pertama nulis random , aku mau bagi-bagi ”kecurangan” waktu nulis, yakni writing prompt . Writing prompt itu semacam trigger buat nulis, inspirasi yang udah disediain. Jadi kayak menjemput ide dalam arti harfiah. Banyak writing prompt yang bisa ditemuin dari internet, salah satunya Pinterest. Mulai dari dialog, plot, nama tokoh, sampe topik tertentu yang bikin mikir atau bahkan gatel pengin cepet-cepet nulis. Personally , aku suka nulis yang ringan-ringan ( karena yang berat mending buat tugas doang #eh ), terutama di blog. Jadi, dari tiga gambar writing prompts di bawah, aku paling suka yang AU ( alternative universe ) sama pertanyaan untuk mengenal seseorang.  (Yang 200 Questions to Get to Know Someone  agak blur; mungkin kalo cari lagi di Pinterest ada yang lebih jelas, hehe.) Taken from Pinterest Selama tiga puluh—atau, 29—hari ke depan, beberapa topik aku ambil dari gambar-gambar ini. ...