Langsung ke konten utama

10+ Kata Bahasa Indonesia yang Sering Salah Digunakan

1. Bonceng
Beberapa orang menganggap, bonceng artinya duduk di depan—atau orang yang mengemudi. Padahal, menurut KBBI, bonceng atau membonceng artinya ikut atau numpang. Membonceng artinya menumpang, orang yang duduk di belakang. Nggak usah heran kalo masih banyak yang salah menggunakan—mahasiswa [sastra Inggris] semester empat sama enam aja masih banyak yang belum tau kok. 3:>

2. Politisi / politikus
Politikus itu satu orang, sementara politisi termasuk bentuk jamaknya, lebih dari satu. Biasanya, banyak yang nulis “para politisi”, padahal itu pleonasme (kayak nyebut “para politikus-politikus”). Yang lebih efisien, langsung ditulis para politikus atau politisi aja.



3. Nahas
Kata bakunya nahas, bukan naas.

4. Adang
Banyak orang nulis “menghadang”, padahal kata bakunya nggak pake huruf H. Sama kayak mengentak (bukan menghentak), mengimbau (bukan menghimbau), dan mengimpit (bukan menghimpit).

5. Mengkritisi
Kalo maksudnya memberi kritik, harusnya ditulis mengkritik aja. “Kritisi” di KBBI artinya kaum kritikus (kayak politisi gitu, kayaknya). Terus, maksudmengkritisi” yang sering ditulis banyak orang tiap ngulas suatu karya itu apa? Menjadi kaum kritikus? =w=

6. Akademik
Di KBBI daring, kalo nyari kata “akademik” langsung diarahkan ke lema akademis, versi yang baku.

7. Bergeming
Bergeming artinya diam. Misal, ada tulisan “dia tidak bergeming” tapi deskripsi suasananya hening dan tenang, berarti si tokoh lagi bergerak-gerak—karena artinya dia tidak diam. Harusnya, ditulis “dia bergeming”.

8. Seronok
Di KBBI, seronok artinya indah, atau pantas. Jadi, kalo ada yang bilang, “adegan itu seronok”, artinya pantas buat ditonton. Kalo maksudnya kotor, atau nggak pantas, baru ditulis “adegan itu tidak seronok” yang artinya tidak indah.

9. Senonoh
Senonoh artinya pantas, sopan. Sama kayak seronok, cuman penggunaan kata ini lebih tepat, terutama waktu banyak yang nulis tidak senonoh, yang artinya tidak pantas

10. Sembap, terjerembap, lembap
Biasanya huruf P diganti jadi B (sembab, terjerembab, lembab)—dikira abab as in napas kali yha. =w=


Tapi, semua orang kan udah pandai berbahasa Indonesia. Hal-hal remeh kayak gini pasti udah di luar kepala lah—secara harfiah. 3:>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhiran "-in" dan "-kan"

Awal aku ngerti ada orang yang salah pake akhiran “-kan” di akhir kalimat tuh pas baca satu novel romance  empat tahun lalu. Di situ, “pelukan” ditulis “pelukkan”; padahal maksudnya menunjukkan kata benda, bukan kata perintah buat memeluk seseorang. Terus, “meletakkan”—yang K-nya dua —ditulis “meletakan”. Kesalahan itu berlanjut di sepanjang buku, dan bacanya nggak nyaman banget. Belakangan, aku juga nemu banyak kesalahan serupa di novel-novel yang udah terbit (baik yang beberapa tahun lalu, maupun yang baru-baru ini). Dan, seolah nggak mau kalah, media sosial pun jadi ladang kesalahan akhiran  “-kan”, juga “-in”, berkembang biak. Pembaca yang budiman, tolong dipahami, huruf K di akhiran “-kan” ditulis SATU kalo kata dasarnya berakhir dengan huruf K. Contoh: tunjuk jadi menunjukkan , renyuk jadi merenyukkan , letak jadi meletakkan , masuk jadi memasukkan . Dan lain-lain. Kalo kata dasarnya nggak berakhir dengan huruf K, ya udah, tinggal ditambahi akhiran “-kan”....

Teori Nge-Ship Tokoh Supernova

Beberapa hari (sekarang udah minggu?) setelah baca Inteligensi Embun Pagi, aku nggak bisa move on sama sekali. Banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan alhasil, teori-teori berjejalan di kepala. Mulai murni soal tiga entitas, sampe ngelibatin tokoh-tokoh yang ku-ship. Entri kali ini bakal memuat jauh lebih banyak spoiler ketimbang entri review biasanya. Jadi, buat yang udah tuntas baca IEP, silakan membaca. Yang betah intip-intip sampe ngerti ending-nya duluan, ya, silakan. Risiko ditanggung sendiri-sendiri. :") ••• Bodhi Liong & Ishtar Summer Semua orang tahu cerita Supernova bermula dari kejar-kejaran Anshargal sama Omega. Ishtar, alias Omega, bertahun-tahun nungguin Alfa dan berencana ngonversi kekasihnya jadi Sarvara. Intinya, Ishtar ini nggak bisa move on selama ratusan bahkan mungkin ribuan tahun cuma demi nungguin Alfa. Di IEP, adegan Ishtar berakhir dengan menghilangnya dia di deket portal. Nah, konsekuensi perbuatan Ishtar itu jelas ngegag...

Tanda Baca ”Aneh-aneh”

#NulisRandom2017 #NulisBuku Pertama kali nulis fiksi, aku belum ngerti-ngerti amat sama tata bahasa. Setelah titik, atau koma, aku langsung ngelanjutin kata berikutnya. Jadi nyambung-nyambung gitu. Kata depan di- pun masih banyak yang kugabung-gabung sembarangan, termasuk bingung mana yang bener antara ”dimana” sama ”di mana”. Makin lama, aku mulai niru tata bahasa di komik, terus di novel. Aku merhatiin banyak hal yang belum aku tahu, entah gimana termotivasi buat jadi bener , walau bahasanya tetep gaul gini. Wkwkwk. taken from unsplash.com Salah satu yang paling kentara tuh cara penerbit bikin tanda petik. Dari satu dan yang lain, kelihatannya sama aja. Tapi, buat novel-novel Gramedia Pustaka Utama, cirinya adalah tanda petik ngebuka ke kiri: ”............................” Normalnya kan “..............................” yang buka-tutup gitu. Dan karena udah terbiasa merhatiin, aku jadi ngerti. Plus, kalo ada tanda strip panjang, di akhir-akhir tetep pake yang ...