Langsung ke konten utama

Mencuri Judul Berbahasa Indonesia


Buat sebagian orang, khususnya yang sering nyiptain judul cerita berbahasa Inggris (kayak aku, wkwk), nyari judul bahasa Indonesia itu lumayan bittersweet. Nantang sekaligus mendebarkan. Bikin harap-harap cemas separuh heran-heran curiga gitu.

Memang sih, pada akhirnya, semua tergantung kebutuhan cerita dan cocok-enggaknya kata/frase itu dijadiin judul. Apalagi kalo yang nulis punya intuisi kuat buat nyari judul yang pas.

Tapi, nggak ada salahnya juga berbagi pendapat tentang mencuri judul berbahasa Indonesia. Yang bisa didapat dari mana pun. Sumber-sumber potensial itu antara lain:

1. Lirik lagu.

So far, ini cara paling genius yang pernah kutemukan (pernah baca di internet, lupa sumbernya, hehe). Berlaku juga buat judul lagu--setahuku, judul sama itu bukan plagiat.

Jadi, kita bisa baca lirik mana pun sesuai keinginan. Resapi dan kira-kira aja. Ada nggak, kata atau frase yang cocok sama mood cerita?

2. Buku.

Aku pernah denger, kalo ada frase yang unik, langsung catat dan simpen. Siapa tahu berguna.

Tapi, menurutku, yang sederhana juga bisa kok jadi judul. Dari Starlight-nya Dya Ragil, aku dapet beberapa frase: baru saja terjadi, penuh arti, segampang itu, di samping Wulan.

Aku pernah buka-buka Zero Class-nya Pricillia A. W., terus nemu frase depan dan antara (agak lupa aslinya gimana). Setelah dimodifikasi dikit, frase itu jadi judul utama cerita yang selama ini judulnya kubiarin terbengkalai. :3

Satu lagi pernah nemu frase sebagai seorang anak di buku nonfiksi, dan kujadikan judul bab. Seringnya, kalo dari buku, aku nemu buat judul bab sih. Belum tentu semua frase cocok dijadikan judul utama, memang. Bisa jadi, frase-frase di atas lebih berguna buat judul tiap bab. Nggak pa-pa. Tetep mencari aja.

Ini juga berlaku buat kamus. Kamus itu gudang kata yang nggak ada habisnya. Buka-buka aja halamannya secara acak, atau tarik pinggir halamannya dan lihat kata apa yang tertangkap mata. Kira-kira, bisa nggak dipake buat cerita?

3. Ungkapan

Beberapa ungkapan kayak Apa kabar?, Senang berkenalan denganmu, Sampai jumpa juga potensial jadi judul utama.

Bayangin kalo kamu ke toko buku, terus nemu judul Kamu Nggak Pa-pa? Orang bakal bertanya-tanya, ini buku tentang apa? Mungkin tokoh utamanya semacam Baymax yang sering nyembuhin orang. Atau ada tokoh yang sering terluka dan suka banget dapet perhatian semacam itu. Yah, kemungkinannya banyak. Setidaknya, kalo judul itu unik, minimal orang bakal tertarik dan ngintip blurbnya. Syukur-syukur kalo mau lanjut baca! :3

Berlaku juga buat obrolan orang asing di tempat umum. Seruan semacam, "Kiri, Pak!" di angkot waktu orang turun, misalnya. Atau ibu-ibu yang maksa nawar harga di pasar. Orang yang nawarin dagangan. Pesen Coca-Cola tapi udah habis. #curhat Guru yang nanyain PR (bukan orang asing deh :p). Pokoknya, apa pun yang ada di sekelilingmu. Kamu cuma perlu mendengarkan dan memerhatikan banyak hal. Menjadikannya sesuatu yang unik. Luar biasa. Sederhana tapi bermakna.

4. Absurdity

Ya, gabungin aja semua hal yang kelihatan cocok, nggak cocok, aneh, tidak lazim, pokoknya berbau divergent gitu.

Pas brainstorming beberapa hari lalu, aku sempat bingung mau ngasih judul apa buat salah satu ceritaku yang judulnya Because I Love You (nggak ada masalah sih, cuman... ya... kurang sreg aja). Terus, di satu titik, aku nemu frase Tidak Jelas. Bayangin, kalo ada orang yang nemu cerita berjudul kayak gitu...

Others: "Eh, judul novel yang lagi booming itu apa?"
Me: "Tidak Jelas."
Others: "Masa nggak jelas sih? Orang pada rame gitu kok. Keburu kepo nih!"
Me: "Judulnya emang Tidak Jelas."
Others: "Ngawur kamu. Novel booming gitu judulnya pasti ciamik."
Me: "Lha emang Tidak Jelas kok." #langsungditinggal


nama penulisnya hits banget #slap!


Belum diputusin bakal dipake atau enggak sih. Namanya juga brainstorming. Tapi karena hal kayak gini belum pernah kutemui, aku jadi ngerasa, boleh juga ternyata.

Beberapa yang sempat terpikir selagi ngolah ide entri ini: Jangan Minum Coca-Cola-ku!, Pesan Sebelumnya Kedaluwarsa (dapet dari BBM), Plastik dalam Kertas (ngawur aja).


Nah, itu tadi sumber-sumber potensial yang bisa dijadiin tempat mencuri judul. Mungkin kalian punya cara lain yang lebih ampuh. Intinya sih, sering-sering mengamati banyak hal aja. Dan inget, sesuatu yang sederhana itu bisa kok berguna dan jadi unik. Bebaskan kreativitasmu. Perbanyak latihan. Lama-lama kalo terbiasa juga bisa kok.

Semoga membantu dan bermanfaat! ^3^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhiran "-in" dan "-kan"

Awal aku ngerti ada orang yang salah pake akhiran “-kan” di akhir kalimat tuh pas baca satu novel romance  empat tahun lalu. Di situ, “pelukan” ditulis “pelukkan”; padahal maksudnya menunjukkan kata benda, bukan kata perintah buat memeluk seseorang. Terus, “meletakkan”—yang K-nya dua —ditulis “meletakan”. Kesalahan itu berlanjut di sepanjang buku, dan bacanya nggak nyaman banget. Belakangan, aku juga nemu banyak kesalahan serupa di novel-novel yang udah terbit (baik yang beberapa tahun lalu, maupun yang baru-baru ini). Dan, seolah nggak mau kalah, media sosial pun jadi ladang kesalahan akhiran  “-kan”, juga “-in”, berkembang biak. Pembaca yang budiman, tolong dipahami, huruf K di akhiran “-kan” ditulis SATU kalo kata dasarnya berakhir dengan huruf K. Contoh: tunjuk jadi menunjukkan , renyuk jadi merenyukkan , letak jadi meletakkan , masuk jadi memasukkan . Dan lain-lain. Kalo kata dasarnya nggak berakhir dengan huruf K, ya udah, tinggal ditambahi akhiran “-kan”....

Teori Nge-Ship Tokoh Supernova

Beberapa hari (sekarang udah minggu?) setelah baca Inteligensi Embun Pagi, aku nggak bisa move on sama sekali. Banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan alhasil, teori-teori berjejalan di kepala. Mulai murni soal tiga entitas, sampe ngelibatin tokoh-tokoh yang ku-ship. Entri kali ini bakal memuat jauh lebih banyak spoiler ketimbang entri review biasanya. Jadi, buat yang udah tuntas baca IEP, silakan membaca. Yang betah intip-intip sampe ngerti ending-nya duluan, ya, silakan. Risiko ditanggung sendiri-sendiri. :") ••• Bodhi Liong & Ishtar Summer Semua orang tahu cerita Supernova bermula dari kejar-kejaran Anshargal sama Omega. Ishtar, alias Omega, bertahun-tahun nungguin Alfa dan berencana ngonversi kekasihnya jadi Sarvara. Intinya, Ishtar ini nggak bisa move on selama ratusan bahkan mungkin ribuan tahun cuma demi nungguin Alfa. Di IEP, adegan Ishtar berakhir dengan menghilangnya dia di deket portal. Nah, konsekuensi perbuatan Ishtar itu jelas ngegag...

Tanda Baca ”Aneh-aneh”

#NulisRandom2017 #NulisBuku Pertama kali nulis fiksi, aku belum ngerti-ngerti amat sama tata bahasa. Setelah titik, atau koma, aku langsung ngelanjutin kata berikutnya. Jadi nyambung-nyambung gitu. Kata depan di- pun masih banyak yang kugabung-gabung sembarangan, termasuk bingung mana yang bener antara ”dimana” sama ”di mana”. Makin lama, aku mulai niru tata bahasa di komik, terus di novel. Aku merhatiin banyak hal yang belum aku tahu, entah gimana termotivasi buat jadi bener , walau bahasanya tetep gaul gini. Wkwkwk. taken from unsplash.com Salah satu yang paling kentara tuh cara penerbit bikin tanda petik. Dari satu dan yang lain, kelihatannya sama aja. Tapi, buat novel-novel Gramedia Pustaka Utama, cirinya adalah tanda petik ngebuka ke kiri: ”............................” Normalnya kan “..............................” yang buka-tutup gitu. Dan karena udah terbiasa merhatiin, aku jadi ngerti. Plus, kalo ada tanda strip panjang, di akhir-akhir tetep pake yang ...