Langsung ke konten utama

Postingan

Rave Review: Dan Hujan pun Berhenti

Postingan terbaru

Again, My Life: Kesempatan Kedua dan Takdir yang Dipertaruhkan

Entah kenapa, akhir-akhir ini, nonton drama dengan latar politik jadi keseruan tersendiri buatku. Mulai dari Designated Survivor: 60 Days , Juvenile Justice , I Can Hear Your Voice (yep, aku telat banget ngikutin hype -nya), Again, My Life sampe Tomorrow . Ada daya tarik tersendiri dari setiap judul yang aku sebut, yang bikin cerita mereka “beda” dan punya ciri khas. Well, pada dasarnya memang nggak ada sesuatu yang baru di dunia ini, tapi ide-ide yang disajikan tetep fresh . Di Again, My Life , seorang jaksa Kim Hee Woo berusaha menangkap anggota dewan yang korup, Cho Tae Sub. Sebagai jaksa yang masih muda, Hee Woo tergolong idealis dan bisa dibilang sembrono. Dia tangkap semua penjahat yang terlibat langsung sama Cho Tae Sub, sampe akhirnya membahayakan nyawa dia sendiri. (Ini ada di episode 1.) Pas Hee Woo jatuh dari gedung, dia didatangi seorang malaikat maut yang ngasih dia kesempatan kedua. Hee Woo kembali lagi ke masa gap year setelah lulus SMA dan belum kuliah. Hee Woo ini

[Rave Review] One More Chance

Aku baca One More Chance karena pinjem temen, dan emang lagi pengen menyelami genre romance lokal lagi. I have like, zero expectations from the start karena gaya bahasa Ninna Rosmina renyah banget, enak diikuti dan ngalir. Bikin aku pengen ngebuka halaman demi halaman tanpa henti (meski it actually took months to me to finish it, lmao ). One More Chance nyeritain tentang Violina Dawai (dipanggil Vio), cewek berkepribadian ceria dan punya masa lalu “misterius”. Sebenernya udah dari awal ditunjukin kalo ada yang aneh dari Vio, dan ternyata dia punya penyakit kanker (ada di prolog nih, bukan spoiler ya wkwkwk).  Nah, si Vio ini ketemu Cello, salah satu personel band yang dia gemari sejak SMA.  Vio somehow pengen ketemu lagi sama Cello, makanya daftar di universitas plus jurusan yang sama kayak Cello, yakni arsitektur. Seperti yang bisa ditebak, Cello tipe cowok cuek yang suka gonta-ganti pacar. He gave cold shoulders to Vio di awal cerita, tapi Vio nggak pernah nyerah untuk nunjuki

Celoteh #1: Show Don’t Tell

Well, obviously I have no idea how to give a better title for my first post in 2021, and also my first post after I’ve last written any blog entry here. Entri ini bakal ngomongin opiniku tentang aturan nulis show don’t tell secara general—aturan yang bikin aku gamang dan galau tingkat nasional ( halah ) sepanjang akhir tahun 2020 kemarin. Aku juga bakal ngasih contoh dari beberapa novel yang aku suka dan ceritanya bagus, tanpa bermaksud menjatuhkan cerita-cerita lain because this is purely what I think . Sebelum ke bahasan utama, aku juga mau bilang gimana aku udah berproses sama hobi nulisku sepanjang dua tahun belakangan. Aku lebih banyak nulis fanfic di AO3, dan aku rasa tahun 2020 kemarin adalah puncak saat aku merasa paling wah dan betah. Aku mulai nyoba pindah fandom, dan with all the celestial powers , aku pengen banget pamer tulisanku di sini, but I just can’t. And simply won’t . :) Pokoknya, aku menikmati banget nulis di AO3. Aku bener-bener bisa mengembangkan rasa kagu

What I Wish I Had Known Years Ago Before Writing

Several days ago, I have just posted the last chapter of one of my stories on Wattpad,  Invalid , and it just dawns on me that, yea, I will write this topic and how making mistakes should not be my biggest fear in writing stories anymore. Just to illustrate the background of all this, I used to think so hard before posting my stories on Wattpad, since five years ago(?). That has become a habit since I read a lot of writing tips and how my stories shouldn’t be embarrassing, and how it should be—well, you know—perfect. I expect a lot from myself, and I do enjoy writing as best as I can. What differentiates my habit several years ago with now is that I did what I could, as best as I could. I cared about grammar, my characters, the research I should do, and I posted it. If there was a mistake, then I tried to fix it. I remember writing something wrong about human’s body temperature in  First Love First  until a reader reminded me about it; and how I wrote NaOH instead of Natriu

Jingga Untuk Matahari: A Review

Eh, what could I say? Secara keseluruhan, baca buku ini tuh... melelahkan. And I just don’t know how or when to stop , wkwkwk. :) Banyak banget hal yang kurang cocok sama aku dari cerita JUM ini, despite I still give it three stars . Mulai dari judul yang kurang sesuai dan blurb yang agak-agak tricky dan nipu, plot dan gaya bahasa yang “kedodoran”, sampe porsi tiap tokoh yang timpang. Aku bakal bahas satu per satu serunut mungkin ya, tapi kalo di tengah-tengah agak ngomongin pengalaman dan kesan selama baca ya, please bear with me . Hehe. Pertama-tama, judul—dan kover. Dua orang gandengan, dengan tulisan Jingga untuk Matahari , bikin aku berekspektasi bahwa cerita ini bakal uwu-uwu gitu. Yha intinya banyak adegan pacarannya, trus ngelibatin cinta segitiga, cemburu-cemburuan, ngerebut cewek orang, gitu-gitu lah. Sesuai di blurb banget. Yha, uwu-nya ada sih di bab lima pas Seno pining ke A , tapi sebenernya blurb di belakang itu cuma dekorasi lho. Isinya ya, seba