Langsung ke konten utama

From KDrama to TV Series (and Other Movies as Well)

Sebelumnya, aku mau bilang kalo aku gagal ngikutin challenge bulan Januari kemarin. Meski bukan alasan yang patut dicontoh, laptopku waktu itu perlu dibenerin. Sampe sekarang belum balik. Dan foto-foto kolase editanku di situ semua. Jadi, aku males dan malah keterusan vakum sampe Maret. So shame.

Nah, aku mau lanjut nulis entri yang masih berhubungan sama kelanjutan challenge itu, cuman format yang sekarang jadi lebih longgar. Sekeluar dari kepala aja. Wkwkwk.

***

Selama ini, aku percaya aku nonton drama Korea pertama kali ya F4-nya Meteor Garden (tapi ini bukan Korea, LOL). Mamaku malah bilang, yang pertama kali kutonton tuh Winter Sonata, tapi aku lupa. Aku masih TK waktu itu, dan yang kuinget kebanyakan ya yang ditayangin berkali-kali di TV.

Banyak judul yang aku inget pernah nonton, beberapa kurang yakin dari Korea atau bukan. Yang yakin termasuk Full House, Sassy Girl Chun Hyang, Endless Love (dimainin Song Hye Kyo juga), sama... banyak. Tapi yang favorit dua yang awal itu. Yang belum yakin beneran dari Korea termasuk Snow Angel sama Twins. Ceritanya lumayan melekat di kepala, walau cuma beberapa bagian tertentu kayak konflik sama ending-nya.

Masuk SMP, mulai banyak temen yang nonton. Sejujurnya, sumber(?)-ku nggak banyak. Aku waktu itu suka Bread, Love, and Dream, Dream High 1-2, dan 49 Days. Masuk SMA, mulai kenal My Girlfriend is a Gumiho (sampe baca novel di perpus juga, wkwkw), My Love from the Star, Love Rain, Ma Boy (cuma tiga episode), The Heir (nontonnya pas semester dua kuliah sih, LOL), Pinocchio (sama, nonton pas kuliah), School 2013, sama School 2015. Awal kuliah juga sempet menggilai High Society.

Terus, udah. Kayaknya nggak update lagi bahkan waktu orang heboh sama The Descendants of the Sun.


Sekarang, memasuki minggu ketujuh semester empat, aku rajin nonton Shadowhunters. (Kok sesat ya, rajinnya buat binge watching. 🤭)



You can only imagine how much I devote
my love to Alec xP


Yang bikin aku beralih ke TV series adalah tempo ceritanya. Cepet, efektif, rumit, dan bikin sreg. Kadang, drama Korea itu terlalu lambat padahal aku orangnya nggak sabaran. Terus, ada beberapa hal yang biasanya terkesan tiba-tiba (walau TV series punya probabilitas sama). Cuman karena ceritanya gerak cepat, dan bahasa Inggris-nya bisa dipake belajar, aku seneng. Like killing two birds with one stone (padahal mah males nugas #eh).

Tahun lalu, aku juga rajin nonton Scream Queens. Only God knows gimana reaksiku pas season 2 udah keluar nanti (apa udah ya? Hehehe).

Ini pun belum tentu bakal stuck ke TV series doang. Tapi semoga, aku masih sabar dan nggak bosenan. Masih pengin nonton The 100 marathon 4 season. Masih pengin Detektif Conan juga. Masih pengin baca buku juga.

Iya. Hidup seolah nggak ada tugas itu emang bahagia. :3

P. S.: Kapan-kapan bikin entri sendiri tentang Shadowhunters ah. xD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhiran "-in" dan "-kan"

Awal aku ngerti ada orang yang salah pake akhiran “-kan” di akhir kalimat tuh pas baca satu novel romance  empat tahun lalu. Di situ, “pelukan” ditulis “pelukkan”; padahal maksudnya menunjukkan kata benda, bukan kata perintah buat memeluk seseorang. Terus, “meletakkan”—yang K-nya dua —ditulis “meletakan”. Kesalahan itu berlanjut di sepanjang buku, dan bacanya nggak nyaman banget. Belakangan, aku juga nemu banyak kesalahan serupa di novel-novel yang udah terbit (baik yang beberapa tahun lalu, maupun yang baru-baru ini). Dan, seolah nggak mau kalah, media sosial pun jadi ladang kesalahan akhiran  “-kan”, juga “-in”, berkembang biak. Pembaca yang budiman, tolong dipahami, huruf K di akhiran “-kan” ditulis SATU kalo kata dasarnya berakhir dengan huruf K. Contoh: tunjuk jadi menunjukkan , renyuk jadi merenyukkan , letak jadi meletakkan , masuk jadi memasukkan . Dan lain-lain. Kalo kata dasarnya nggak berakhir dengan huruf K, ya udah, tinggal ditambahi akhiran “-kan”....

Teori Nge-Ship Tokoh Supernova

Beberapa hari (sekarang udah minggu?) setelah baca Inteligensi Embun Pagi, aku nggak bisa move on sama sekali. Banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan alhasil, teori-teori berjejalan di kepala. Mulai murni soal tiga entitas, sampe ngelibatin tokoh-tokoh yang ku-ship. Entri kali ini bakal memuat jauh lebih banyak spoiler ketimbang entri review biasanya. Jadi, buat yang udah tuntas baca IEP, silakan membaca. Yang betah intip-intip sampe ngerti ending-nya duluan, ya, silakan. Risiko ditanggung sendiri-sendiri. :") ••• Bodhi Liong & Ishtar Summer Semua orang tahu cerita Supernova bermula dari kejar-kejaran Anshargal sama Omega. Ishtar, alias Omega, bertahun-tahun nungguin Alfa dan berencana ngonversi kekasihnya jadi Sarvara. Intinya, Ishtar ini nggak bisa move on selama ratusan bahkan mungkin ribuan tahun cuma demi nungguin Alfa. Di IEP, adegan Ishtar berakhir dengan menghilangnya dia di deket portal. Nah, konsekuensi perbuatan Ishtar itu jelas ngegag...

Writing Prompt

#NulisRandom2017 #NulisBuku #Day1 Di hari pertama nulis random , aku mau bagi-bagi ”kecurangan” waktu nulis, yakni writing prompt . Writing prompt itu semacam trigger buat nulis, inspirasi yang udah disediain. Jadi kayak menjemput ide dalam arti harfiah. Banyak writing prompt yang bisa ditemuin dari internet, salah satunya Pinterest. Mulai dari dialog, plot, nama tokoh, sampe topik tertentu yang bikin mikir atau bahkan gatel pengin cepet-cepet nulis. Personally , aku suka nulis yang ringan-ringan ( karena yang berat mending buat tugas doang #eh ), terutama di blog. Jadi, dari tiga gambar writing prompts di bawah, aku paling suka yang AU ( alternative universe ) sama pertanyaan untuk mengenal seseorang.  (Yang 200 Questions to Get to Know Someone  agak blur; mungkin kalo cari lagi di Pinterest ada yang lebih jelas, hehe.) Taken from Pinterest Selama tiga puluh—atau, 29—hari ke depan, beberapa topik aku ambil dari gambar-gambar ini. ...