Langsung ke konten utama

Tips Nulis: Sebenernya Membantu

Halo, teman-teman. Sebenernya aku pengen banget ngasih spoiler School 2017 sama Zero Class-nya Pricillia A. W. sebagai contoh entri ini. Tapi... aku bahas garis besarnya aja deh. Detail dan eksekusinya, kalian tonton dan baca sendiri ya. :3

Photo by Element5 Digital on Unsplash
Pertama, aku mau bilang, entri ini bakal fokus ngebahas tokoh yang konsisten dan peran mereka di keseluruhan cerita. Nah, yuk, langsung aja!

1. Tokoh konsisten

Kalo kalian bikin tokoh berniat jahat, bikin niatnya jahat terus. Kalo kalian bikin tokoh yang berniat baik, bikin niatnya baik terus.

Sesederhana itu?

Sayangnya—atau, untungnya—iya. :)

Contoh: ayah Hyun Tae Woon dan Kepala Sekolah Do Jin dari School 2017.

Dari awal, niat mereka buruk banget. Tujuan mereka selalu menutupi keburukan sekolah, mengorbankan siswa-siswa yang nggak bersalah. Pokoknya mendiskriminasi banget.

Kenapa? Karena penulis butuh mereka untuk berkembang.

Bayangin seandainya direktur sama kepala sekolah berubah baik, pasti nggak bakal ada masalah dong di sekolah mereka. Diancem dikit, tunduk. Diganggu X dikit, anteng-anteng aja.

Hasilnya? Nggak enak! Nggak seru!

Bukan berarti kalo sama-sama baik nggak bisa menimbulkan konflik sih. Si direktur sendiri sering ngancem kepala sekolah, kan, supaya bisa cepet nemuin X. (Itu udah masuk tujuan dan motivasi.) Yang lebih kutekankan adalah perkembangan sifat tokohnya. Dua tokoh yang kusebut itu sama-sama berniat buruk; hasilnya mereka kena akibat tak terhindarkan di akhir—yang memaksa mereka berubah.

2. Peran mereka

Ada dua jenis peran yang sangat jelas—dan sama!—di setiap tokoh:
a) Tokoh yang terlibat
b)  Tokoh yang terseret

Contoh dari Zero Class-nya Pricillia A. W., nih.

Akar masalah di kelas buangan (11 IPS 4) adalah Arfa dan Andro. Mereka punya masa lalu kelam, terus saling nggak setuju. Plus, Arfa punya dendam ke Radit; jadi dia menyusun rencana balas dendam.

Harusnya, masalah itu bisa diselesaiin one-on-one, kan? Baik Arfa-Andro, maupun Arfa-Radit. Tapi, kalo kayak gitu, jadi nggak seru. Nggak ada ceritanya.

Makanya, pas Arfa beraksi (sebagai pihak terlibat), dia nggak cuma narget Radit. Dia juga nyelakain Nathan, Rachel, Raga, plus Bimo dan Letta. Lima tokoh terakhir ini “cuma” terseret. Mereka nggak tau apa-apa soal masa lalu Radit; nggak punya urusan apa-apa sama dendam Arfa; tapi karena keadaan, mereka jadi berpusar di dalemnya.

Sama juga buat Gita. Dia udah kenal Radit, kenal Nathan, masih ditambah kenal Andro. Makanya, dia pun ikut terseret. Dia nggak tau apa-apa soal masa lalu yang jadi pemicu terbentuknya 11 IPS 4 (yang berakibat pengen cari tahu). Pokoknya si Gita ini terseret aja.

Sama kayak di School 2017. Hyun Tae Woon sebenernya punya masalah sama si ayah. Harusnya kan bisa tuh diomongin baik-baik. Tapi karena sifat Tae Woon yang sulit mengekspresikan emosi, dia jadi melampiaskan ke bentuk lain. Nah, karena dia kenal Ra Eun Ho, akhirnya cewek itu terseret. Karena Ra Eun Ho kenal Sa Rang, lama-lama temennya itu terseret juga.

Intinya sih, pihak yang terlibat biasanya punya masa lalu yang belum terselesaikan. Karena nggak cepet-cepet kelar, akhirnya mereka keburu punya konflik lain. Dan tokoh-tokoh yang sebelumnya nggak tahu, dan nggak bersangkutan, sama masa lalu itu jadi terseret.

#

Apa semua cerita selalu dimulai sama konsep njelimet kayak gini?

Hm, nggak juga. Aku yakin, ide Zero Class dimulai dari pikiran “gimana kalo ada anak kelas buangan yang berjuang memberantas diskriminasi?” Akhirnya, dibikinlah benang-benang merah masa lalu. Siapa yang memulai. Kenapa kok bisa balas dendam. Apa alasannya. Dsb dsb.

Sama juga kayak School 2017. Bisa jadi, ide awalnya sekadar “gimana kalo ada murid misterius yang memberontak sekolahnya lewat prank demi prank kreatif bin seru?” Lalu dibentuklah masa lalu si pelaku, motif dan latar belakangnya ngelakuin itu, juga tokoh-tokoh lain yang terseret demi menyemarakkan suasana. (Yha nggak “menyemarakkan” as in muncul sekali doang sih; tetep aja mereka semua berguna. >w<)

Untuk lebih jelasnya, coba tonton dan baca dulu aja dua contoh di atas. Atau, kamu lagi nonton film dan baca novel tertentu? Cari tahu siapa aja yang terlibat dan terseret, terus tentuin perubahan apa yang terjadi pada tokoh di akhir cerita. Maka kamu pun bisa nyontek konsep kayak gini. :)


Jadi, selamat nonton dan membaca! (Dan bikin konsep.) ^3^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akhiran "-in" dan "-kan"

Awal aku ngerti ada orang yang salah pake akhiran “-kan” di akhir kalimat tuh pas baca satu novel romance  empat tahun lalu. Di situ, “pelukan” ditulis “pelukkan”; padahal maksudnya menunjukkan kata benda, bukan kata perintah buat memeluk seseorang. Terus, “meletakkan”—yang K-nya dua —ditulis “meletakan”. Kesalahan itu berlanjut di sepanjang buku, dan bacanya nggak nyaman banget. Belakangan, aku juga nemu banyak kesalahan serupa di novel-novel yang udah terbit (baik yang beberapa tahun lalu, maupun yang baru-baru ini). Dan, seolah nggak mau kalah, media sosial pun jadi ladang kesalahan akhiran  “-kan”, juga “-in”, berkembang biak. Pembaca yang budiman, tolong dipahami, huruf K di akhiran “-kan” ditulis SATU kalo kata dasarnya berakhir dengan huruf K. Contoh: tunjuk jadi menunjukkan , renyuk jadi merenyukkan , letak jadi meletakkan , masuk jadi memasukkan . Dan lain-lain. Kalo kata dasarnya nggak berakhir dengan huruf K, ya udah, tinggal ditambahi akhiran “-kan”....

Teori Nge-Ship Tokoh Supernova

Beberapa hari (sekarang udah minggu?) setelah baca Inteligensi Embun Pagi, aku nggak bisa move on sama sekali. Banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan alhasil, teori-teori berjejalan di kepala. Mulai murni soal tiga entitas, sampe ngelibatin tokoh-tokoh yang ku-ship. Entri kali ini bakal memuat jauh lebih banyak spoiler ketimbang entri review biasanya. Jadi, buat yang udah tuntas baca IEP, silakan membaca. Yang betah intip-intip sampe ngerti ending-nya duluan, ya, silakan. Risiko ditanggung sendiri-sendiri. :") ••• Bodhi Liong & Ishtar Summer Semua orang tahu cerita Supernova bermula dari kejar-kejaran Anshargal sama Omega. Ishtar, alias Omega, bertahun-tahun nungguin Alfa dan berencana ngonversi kekasihnya jadi Sarvara. Intinya, Ishtar ini nggak bisa move on selama ratusan bahkan mungkin ribuan tahun cuma demi nungguin Alfa. Di IEP, adegan Ishtar berakhir dengan menghilangnya dia di deket portal. Nah, konsekuensi perbuatan Ishtar itu jelas ngegag...

Writing Prompt

#NulisRandom2017 #NulisBuku #Day1 Di hari pertama nulis random , aku mau bagi-bagi ”kecurangan” waktu nulis, yakni writing prompt . Writing prompt itu semacam trigger buat nulis, inspirasi yang udah disediain. Jadi kayak menjemput ide dalam arti harfiah. Banyak writing prompt yang bisa ditemuin dari internet, salah satunya Pinterest. Mulai dari dialog, plot, nama tokoh, sampe topik tertentu yang bikin mikir atau bahkan gatel pengin cepet-cepet nulis. Personally , aku suka nulis yang ringan-ringan ( karena yang berat mending buat tugas doang #eh ), terutama di blog. Jadi, dari tiga gambar writing prompts di bawah, aku paling suka yang AU ( alternative universe ) sama pertanyaan untuk mengenal seseorang.  (Yang 200 Questions to Get to Know Someone  agak blur; mungkin kalo cari lagi di Pinterest ada yang lebih jelas, hehe.) Taken from Pinterest Selama tiga puluh—atau, 29—hari ke depan, beberapa topik aku ambil dari gambar-gambar ini. ...